Senin, 02 November 2015

Pengaruh Musik Terhadap Emosi Remaja

           Seperti kita ketahui, musik telah ada sejak ratusan tahun lalu dan telah tersebar luas keseluruh penjuru dunia. Tanpa disadari layaknya hal yang di butuhkan, musik telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Musik tumbuh dan berkembang disemua kalangan, baik muda, tua, dan anak-anak, bahkan bayi pun menyukai musik. Bila bicara tentang musik, tak semua yang dikatakan sebagai musik adalah hal yang harus berkaitan dengan alat-alat elektronik, seperti Televisi atau Radio. Suara-suara yang kita ciptakan dari rutinitas sehari-hari juga dapat dikatakan sebagai musik, tetapi termasuk kedalam kategori musik untuk diri kita sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Saarikallio (2007) bahwa musik merupakan bagian dari kehidupan sosial, kehidupan sehari-hari, tingkah laku, dan tekait dengan emosi seseorang.

Sebelumnya kita akan membahas tentang perbedaan emosi, perasaan, dan suasana hati. Mungkin banyak diantara kita yang menganggap bahwa ketiganya merupakan hal yang sama, tetapi dalam pengertian sebenarnya mereka memiliki artian yang berbeda. Dalam psikologi, emosi merupakan perasaan atau afeksi yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, pengalaman sadar, dan ekspresi perilaku (King, 2014). Menurut Walgito (2004) emosi menyebabkan adanya perubahan kejasmanian serta terjadi secara langsung, singkat, dan intens. Jadi dapat dikatakan bahwa emosi tidak bertahan lama. Kita dapat mengetahui emosi dari ekspresi wajah seseorang, seperti senyuman.
Sementara itu, perasaan merupakan keadaan atau pengalaman seseorang secara sadar yang dipengaruhi oleh stimulus eksternal ataupun internal. Seseorang dapat mengetahui jika individu tertentu sedang mengalami suatu emosi, tetapi belum tentu seseorang itu mengetahui perasaan yang dialami oleh individu tersebut. Menurut pendapat para ahli yang telah melakukan penelitian tentang pengertian suasana hati, didapatkan hasil bahwa suasana hati akan bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan emosi yang hanya bertahan beberapa menit. Walaupun dengan intensitas yang lebih kecil, suasana hati seseorang bisa bertahan lebih lama daripada emosi seseorang. Jadi, dapat kita rangkum bahwa suasana hati atau yang terkadang kita katakan sebagai mood itu adalah kondisi emosi seseorang yang mendalam dengan jangka waktu yang lebih lama.
Lalu apa hubungan antara musik dan emosi seseorang? Tentu saja musik dan emosi memiliki hubungan yang sangat erat. Musik tak pernah lepas dari sebuah emosi. Dengan mendengarkan musik, emosi tertentu bisa muncul pada seseorang. Efek dari musik tersebut bisa semakin kuat lagi ketika seseoarang tersebut sangat menghayatinya. Kadang kala emosi tertentu dapat muncul secara tiba-tiba saat alunan musik yang didengat seseorang tersebut mengingatkannya pada kenangan yang pernah dialaminya. Antara musik dan emosi seseorang terdapat hubungan yang sangat kuat. Sebab, dengan musik sebagai sarananya, seseorang dapat mengekspresikan diri dan bisa mengungkapkan perasaannya. Oleh karena itu, musik bisa dikatakan memiliki kekuatan untuk mengatur emosi seseorang.
Dalam bermusik, seseorang dapat mengungkapkan emosinya melalui dinamika dan tempo dari komposisi sebuah musik. Hal ini menandakan bahwa di dalam sebuah karya musik selalu ada aspek emosi yang muncul. Seperti saat kita mendengarkan sebuah alunan musik, tanpa kita sadari terkadang kita meraskan luapan-luapan emosi yang membuat kita menangis, tertawa, sampai semangat yang membara. Pernyataan tersebut menandakan bahwa dalam menyampaikan nilai emosi kepada seseorang, seorang musisi akan menyesuaikan unsur-unsur musik terhadap jenis emosi tertentu. Setiap unsur musik akan diatur sebaik mungkin oleh seorang musisi agar emosi yang ditanamkan dalam musik tersebut dapat sampai dengan baik dan tepat kepada seorang pendengar tersebut.
Dalam kehidupan remaja pada umumnya, hampir tidak terlepas dari musik. Banyak remaja melakukan aktivitas yang berhubungan dengan musik. Saarikallio (2007) mengungkapkan bahwa remaja-remaja menganggap musik adalah hal yang penting dalam kehidupan mereka. Salah satu alasan mereka berpikir bahwa musik adalah hal yang penting karena mereka dapat mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju ke tingkat dewasa. Dalam masa ini, remaja akan mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi, sehingga remaja pada masa ini harus mampu mengatur emosinya agar tidak terjadi luapan-luapan emosi yang tidak diinginkan.
Jenis-jenis musik yang didengarkan oleh remaja pada umumnya akan tergantung dari kebutuhannya saat itu, seperti rock, jazz, pop, dan bahkan ada yang menyukai musik dangdut. Selain itu, suara penyanyi dan lagu-lagu favorit remaja lebih berpengaruh terhadap emosi mereka. Dari observasi yang saya lakukan terhadap teman-teman adik saya, mereka akan mendengarkan musik ketika sedang bosan, ketika sedang tidak ada guru yang sedang mengajar, ketika sedang diperjalanan yang memakan banyak waktu, dan bahkan ada yang sebelum tidur. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan dua peran musik yang dapat mempengaruhi emosi seseorang dari beberapa buku yang pernah saya baca.
Pertama adalah meningkatkan intensitas emosi yang sedang dirasakan. Remaja kerap kali memilih jenis musik sesuai keadaan yang ia rasakan saat ini. Karena dapat dikatakan bahwa usia remaja adalah usia dimana keadaan emosinya masih belum stabil. Mereka terkadang dalam beberapa waktu bisa mempunyai semangat yang sangat membara. Sebagai contoh, ketika mereka sedang semangat, mereka akan memilih jenis musik yang memiliki tempo cukup cepat, sehingga dapat memberikan intensitas semangat yang lebih dari sebelumnya.
Kedua yaitu dapat menurunkan intensitas emosi yang sedang dirasakan. Remaja sering menggunakan musik sebagai pengalih perhatian untuk mengeluarkan dirinya dari emosi negatif. Jenis musik yang dipilih biasanya bertolak belakang dengan perasaan yang sedang ia rasakan saat ini. Sebagai contoh, ketika mereka sedang marah terhadap sesuatu hal, mereka akan memilih jenis musik yang dapat menenangkan hati mereka. Sehingga intensitas emosi yang dirasakan sebelumnya akan berkurang. Begitu juga saat mereka sedang sedih, seperti contoh ketika nilai ujian mereka mungkin tidak terlalu baik. Mereka pasti memilih jenis musik dengan tempo yang lumayan cepat agar perasaan sedih yang sedang dirasakan dapat berkurang dan sedikit terlupakan.
Hal ini dapat kita simpulkan bahwa musik merupakan bagian dari kehidupan remaja. Remaja biasanya menggunakan musik sebagai sarana pengatur emosinya. Intensitas emosi yang dirasakan oleh remaja dapat meningkat ketika jenis musik yang didengarkan selaras dengan apa yang dirasakannya dan dapat menurun apabila jenis musik yang didengarkan berkebalikan dengan apa yang dirasakannya. Karena banyak sekali remaja pada saat ini mengekspresikan emosinya melalui musik agar mereka dapat mengontrol emosinya. Musik bisa memiliki dampak positif apabila dapat menurunkan intensitas emosi remaja tersebut. Namun ketika musik tersebut justru membuat intensitas emosi meningkat, dapat dikatakan bahwa musik tersebut menyebabkan dampak negatif bagi remaja. Hal ini dikaitkan karena dari dampak negatig akan mendorong perilaku yang juga negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar