Seperti kita ketahui,
musik telah ada sejak ratusan tahun lalu dan telah tersebar luas keseluruh
penjuru dunia. Tanpa disadari layaknya hal yang di butuhkan, musik telah
menjadi bagian dari kehidupan manusia. Musik tumbuh dan berkembang disemua
kalangan, baik muda, tua, dan anak-anak, bahkan bayi pun menyukai musik. Bila
bicara tentang musik, tak semua yang dikatakan sebagai musik adalah hal yang
harus berkaitan dengan alat-alat elektronik, seperti Televisi atau Radio.
Suara-suara yang kita ciptakan dari rutinitas sehari-hari juga dapat dikatakan
sebagai musik, tetapi termasuk kedalam kategori musik untuk diri kita sendiri. Hal
ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Saarikallio (2007) bahwa musik
merupakan bagian dari kehidupan sosial, kehidupan sehari-hari, tingkah laku,
dan tekait dengan emosi seseorang.
Sebelumnya kita akan
membahas tentang perbedaan emosi, perasaan, dan suasana hati. Mungkin banyak
diantara kita yang menganggap bahwa ketiganya merupakan hal yang sama, tetapi
dalam pengertian sebenarnya mereka memiliki artian yang berbeda. Dalam
psikologi, emosi merupakan perasaan atau afeksi yang dapat mempengaruhi kondisi
fisik, pengalaman sadar, dan ekspresi perilaku (King, 2014). Menurut Walgito (2004)
emosi menyebabkan adanya perubahan kejasmanian serta terjadi secara langsung,
singkat, dan intens. Jadi dapat dikatakan bahwa emosi tidak bertahan lama. Kita
dapat mengetahui emosi dari ekspresi wajah seseorang, seperti senyuman.
Sementara itu, perasaan merupakan keadaan atau
pengalaman seseorang secara sadar yang dipengaruhi oleh stimulus eksternal
ataupun internal. Seseorang dapat mengetahui jika individu tertentu sedang
mengalami suatu emosi, tetapi belum tentu seseorang itu mengetahui perasaan yang
dialami oleh individu tersebut. Menurut pendapat para ahli yang telah melakukan
penelitian tentang pengertian suasana hati, didapatkan hasil bahwa suasana hati
akan bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan emosi yang hanya bertahan
beberapa menit. Walaupun dengan intensitas yang lebih kecil, suasana hati
seseorang bisa bertahan lebih lama daripada emosi seseorang. Jadi, dapat kita
rangkum bahwa suasana hati atau yang terkadang kita katakan sebagai
mood
itu
adalah kondisi emosi seseorang yang mendalam dengan jangka waktu yang lebih
lama.
Lalu apa hubungan
antara musik dan emosi seseorang? Tentu saja musik dan emosi memiliki hubungan
yang sangat erat. Musik tak pernah lepas dari sebuah emosi. Dengan mendengarkan
musik, emosi tertentu bisa muncul pada seseorang. Efek dari musik tersebut bisa
semakin kuat lagi ketika seseoarang tersebut sangat menghayatinya. Kadang kala
emosi tertentu dapat muncul secara tiba-tiba saat alunan musik yang didengat
seseorang tersebut mengingatkannya pada kenangan yang pernah dialaminya. Antara
musik dan emosi seseorang terdapat hubungan yang sangat kuat. Sebab, dengan
musik sebagai sarananya, seseorang dapat mengekspresikan diri dan bisa
mengungkapkan perasaannya. Oleh karena itu, musik bisa dikatakan memiliki
kekuatan untuk mengatur emosi seseorang.
Dalam bermusik,
seseorang dapat mengungkapkan emosinya melalui dinamika dan tempo dari
komposisi sebuah musik. Hal ini menandakan bahwa di dalam sebuah karya musik
selalu ada aspek emosi yang muncul. Seperti saat kita mendengarkan sebuah
alunan musik, tanpa kita sadari terkadang kita meraskan luapan-luapan emosi
yang membuat kita menangis, tertawa, sampai semangat yang membara. Pernyataan
tersebut menandakan bahwa dalam menyampaikan nilai emosi kepada seseorang,
seorang musisi akan menyesuaikan unsur-unsur musik terhadap jenis emosi
tertentu. Setiap unsur musik akan diatur sebaik mungkin oleh seorang musisi
agar emosi yang ditanamkan dalam musik tersebut dapat sampai dengan baik dan
tepat kepada seorang pendengar tersebut.
Dalam kehidupan remaja
pada umumnya, hampir tidak terlepas dari musik. Banyak remaja melakukan
aktivitas yang berhubungan dengan musik. Saarikallio (2007) mengungkapkan bahwa
remaja-remaja menganggap musik adalah hal yang penting dalam kehidupan mereka.
Salah satu alasan mereka berpikir bahwa musik adalah hal yang penting karena
mereka dapat mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Masa remaja merupakan
masa peralihan dari anak-anak menuju ke tingkat dewasa. Dalam masa ini, remaja
akan mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat menyebabkan
ketidakstabilan emosi, sehingga remaja pada masa ini harus mampu mengatur
emosinya agar tidak terjadi luapan-luapan emosi yang tidak diinginkan.
Jenis-jenis musik yang
didengarkan oleh remaja pada umumnya akan tergantung dari kebutuhannya saat itu,
seperti rock, jazz, pop, dan bahkan ada yang menyukai musik dangdut. Selain
itu, suara penyanyi dan lagu-lagu favorit remaja lebih berpengaruh terhadap
emosi mereka. Dari observasi yang saya lakukan terhadap teman-teman adik saya,
mereka akan mendengarkan musik ketika sedang bosan, ketika sedang tidak ada
guru yang sedang mengajar, ketika sedang diperjalanan yang memakan banyak
waktu, dan bahkan ada yang sebelum tidur. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan dua
peran musik yang dapat mempengaruhi emosi seseorang dari beberapa buku yang
pernah saya baca.
Pertama adalah
meningkatkan intensitas emosi yang sedang dirasakan. Remaja kerap kali memilih
jenis musik sesuai keadaan yang ia rasakan saat ini. Karena dapat dikatakan
bahwa usia remaja adalah usia dimana keadaan emosinya masih belum stabil.
Mereka terkadang dalam beberapa waktu bisa mempunyai semangat yang sangat
membara. Sebagai contoh, ketika mereka sedang semangat, mereka akan memilih
jenis musik yang memiliki tempo cukup cepat, sehingga dapat memberikan
intensitas semangat yang lebih dari sebelumnya.
Kedua yaitu dapat
menurunkan intensitas emosi yang sedang dirasakan. Remaja sering menggunakan
musik sebagai pengalih perhatian untuk mengeluarkan dirinya dari emosi negatif.
Jenis musik yang dipilih biasanya bertolak belakang dengan perasaan yang sedang
ia rasakan saat ini. Sebagai contoh, ketika mereka sedang marah terhadap
sesuatu hal, mereka akan memilih jenis musik yang dapat menenangkan hati
mereka. Sehingga intensitas emosi yang dirasakan sebelumnya akan berkurang. Begitu
juga saat mereka sedang sedih, seperti contoh ketika nilai ujian mereka mungkin
tidak terlalu baik. Mereka pasti memilih jenis musik dengan tempo yang lumayan
cepat agar perasaan sedih yang sedang dirasakan dapat berkurang dan sedikit
terlupakan.
Hal ini dapat kita simpulkan bahwa musik
merupakan bagian dari kehidupan remaja. Remaja biasanya menggunakan musik
sebagai sarana pengatur emosinya. Intensitas emosi yang dirasakan oleh remaja
dapat meningkat ketika jenis musik yang didengarkan selaras dengan apa yang
dirasakannya dan dapat menurun apabila jenis musik yang didengarkan
berkebalikan dengan apa yang dirasakannya. Karena banyak sekali remaja pada
saat ini mengekspresikan emosinya melalui musik agar mereka dapat mengontrol
emosinya. Musik bisa memiliki dampak positif apabila dapat menurunkan intensitas
emosi remaja tersebut. Namun ketika musik tersebut justru membuat intensitas
emosi meningkat, dapat dikatakan bahwa musik tersebut menyebabkan dampak
negatif bagi remaja. Hal ini dikaitkan karena dari dampak negatig akan
mendorong perilaku yang juga negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar