Selasa, 20 Oktober 2015

Filsuf Of Thales

Dalam penulisan kali ini, aku akan memperkenalkan bapak filsafat pertama di dunia. Siapakah bapak filsafat tersebut? Nah, dari pertanyaan tadi, itu termasuk ke dalam filsafat. Karena filsafat itu artinya bertanya dan mari kita baca kisah berikut.

            Riwayat Hidup


Thales lahir di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Miletos juga merupakan tempat lahir filsuf pertama lainnya selain Thales yaitu Anaximandors dan Anaximenes. Miletos adalah kota terpenting dari kedua belas kota Ionia. Ionia termasuk ke dalam daerah pertama di negeri Yunani yang mencapai kemajuan besar, baik dalam bidang ekonomis maupun bidang kultural. Dengan demikian Miletos menjadi kota pusat perdagangan dan titik pertemuan untuk banyak kebudayaan. Berbagai informasi pun dapat ditukar antara orang-orang yang berasal dari berbagai tempat dan wilayah. Penduduk Miletus suka melakukan kontak dagang dengan kota-kota di Yunani dan warga Phoenisia. Situasi Miletus yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir di tempat ini. 
Thales adalah seorang filsuf pertama yang baru diakui pada abad ke-4 s.M. oleh Aristoteles. Disebut sebagai filsuf pertama yang pemikirannya menjadi awal dari perkembangan ilmu pengetahuan. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy). Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh Orang Bijaksana. Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Pemikiran dasarnya adalah mengenai “Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu”.

 Ajaran-Ajaran Thales bagi Ilmu Pengetahuan

Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales termasuk filsuf yang mencari arche.
 Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Itu merupakan kesimpulan setelah dia mengamati dominasi peran air di alam dan kehidupan manusia. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang. 
Selain itu dia juga mengamati bahwa segala macam benih mempunyai kodrat kelembaban, dan air merupakan asal dari hakekat benda-benda yang lembab. Thales mungkin dipengaruhi oleh theologi kuno, di mana ar merupakan obyek komado di kalangan dewa-dewi. 
Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati.. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi. 
Almanak dan Ajaran Thales
Thales berhasil menyusun sebuah almanak, yaitu memperkenalkan praktik menentukan arah bagi para pelaut dengan berpedoman pada posisi bintang Beruang Kecil yang dikenal pada bangsa Phoenicia. Ia juga mengajarkan bahwa segala benda penuh dengan dewa-dewi, menurutnya magnit mempunyai jiwa karena magnit dapat menggerakkan besi. Yang paling penting dari ajaran Thales adalah bahwa ia melihat benda-benda mempunyai bentuk yang memiliki unsur dasar dan primer yang satu. Elemen primer ini adalah air, karena bahan makanan semua makhluk memuat zat lembab dan demikian halnya juga dengan benih pada semua makhluk hidup.
Pandangan Politik
Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.  





Sumber : Buku Filsafat
          




Tidak ada komentar:

Posting Komentar